mizzsekar
Palembang, April 2011

Dear kamu,
Iya kamu, kamu yang selama ini aku cari. Kamu yang selama ini, -- mungkin – jadi penantian terkhirku. Kamu yang mungkin saat ini sedang membaca suratku. Apa kabar? Aku? Aku selalu baik. Hanya saja, sejak pertemuan terakhir ku denganmu, semua jadi terasa begitu menyesak di dada. Penyesalan dan hanya penyesalan yang aku rasakan.

Kamu tau, sejak perkenalan kita satu tahun yang lalu. Dan waktu yang kita habiskan bersama. Membuatku sulit melupakan semuanya. Perhatianmu, kepedulianmu kepadaku, telingamu yang kapan pun siap kamu berikan kepadaku ketika aku membutuhkan pendengar yang baik. Dan itu sangat sulit aku lupakan. Yeah, that’s so true...

Dear kamu,
Ingatkah kamu, di saat jam 12 malam aku ganggu rangkaian mimpimu. Demi mendengarkan ceritaku. Cerita yang mungkin membuat semua orang malas mendengarkannya. Dan untuk kesekian kali, aku menceritakan hal yang sama. Dan selalu sama. Lagi dan lagi, dia memukulku. Kali ini bukan hanya itu, dia memaksaku untuk melakukannya. Melakukan perbuatan yang hanya pantas dilakukan oleh suami istri. Damn...!! i dont like to talk bout it 

Aku benci, sangat membencinya pada saat itu. Tapi entahlah mengapa aku bisa bertahan dengan semuanya. Dan aku yakin, kamu lah yang selalu menguatkan aku. Menguatkan semua keraguan ku. Walaupun terkadang, kamu selalu mengingatkan segala pilihanku. Pilihan yang sulit buatku.

Kamu tahu, sejak saat itu. Semuanya datang. Betapa diri ini sangat ingin berada di belakangmu. Betapa diri ini sangat ingin merasa nyaman dan aman berdampingan denganmu. Tapi semuanya tidak segampang itu. Tidak segampang membalikan telapak tangmu kan? Dan tidak segampang kamu menarik nafasmu.

Mungkin terasa konyol, kalau aku menyebut diriku adalah secret admire. Bagaimana tidak? Suaramu, senyummu dan perhatianmu sangat membuatku nyaman berada di dekatmu. Tapi, ya itulah. Sekali lagi aku tidak bisa berbuat apa – apa.

Dear kamu, tiga bulan lalu. Perubahan besar terjadi dihidupku. Dia mengajaku melangkah ke perjalanan yang lebih jauh. Iya, dia memutuskan mengajaku menikah. Tapi, entah mengapa bukan itu yang aku inginkan. Bukan dia, lebih tepatnya. Aku menginginkan kamu. Aku menginginkan kamu yang mengucapkan itu kepadaku. Mengucapkan akan merangkai janji setia hingga ujung usia bersamaku. Tapi ahh.... sesak dada ini bila membayangkannya.

Aku bisa apa? Kau pun tidak bisa ku miliki. Kaupun lebih memilih dia. Dia sahabatku yang sejak tiga bulan itu kau yakinkan akan menjadi pendampingmu. Aku kecewa, aku kecewa pada diriku. Kenapa bukan aku yang kau pilih? Dan kenapa aku tidak bisa berkata apa – apa dengan dia yang memilihku sebagai pasangan hidupnya.

Dear kamu, perjalanan mengantarmu ke airport kali ini terasa begitu berat. Aku hanya diam. Mencoba untuk mencerna apa yang sedang terjadi. Dan aku berusaha meyakinkan bahwa ini bukan mimpi. Mimpi yang akan segera berkahir. Tapi semua percuma. Ini nyata, bukan khayalan semata. Kepergianmu bukan untuk sebentar. mungkin selamanya. Mencari dan menggapai cinta di negeri tetangga demi sahabatku tercinta.

Aku sadar, bahwa sebenarnya kau pun bukan untuku. Tapi sahabatku yang diciptakan untukmu. Bukan hanya itu, mengapa bukan kamu yang aku kenal lebih dulu. Tapi, sahabatmu yang berusaha melamarku. Sahabat yang menyakitiku sekaligus mencintaiku.

Dear kamu, aku berusaha menerima semuanya. Bahwa ini lah garis hidupku. Hanya bisa mengagumimu dari kejauhan. Hanya bisa menikmati senyumu dari sebelah mata. Begitu besar dinding yang menghadang di depan. Bukan hanya satu tapi mungkin ratusan.

Dear kamu, pacar sahabatku dan teman pacarku. Berbahagialah kamu dengan pilihanmu. Semoga kalian bahagia. Doaku untukmu selalu.


A lotta love,

Ur secret admire


ps ; ini draft yg tadinya mo gue kirim buat project nulis,tapi gak jadi. makanya di share disini aja ya :)
Labels: edit post
1 Response
  1. emon Says:

    great theme.
    salut ^^


Post a Comment