mizzsekar
Palembang, 23 Agustus 2005
Aku terkejut, entah kenapa tiba – tiba kamu menarik tanganku. Aku bener – bener gak nyangka. Yah, walaupun bukan untuk yang pertama kali. Tapi, selalu ada yang berbeda yang aku rasakan ketika bersama denganmu.
Aku sadar, mungkin kita benar memiliki perasaan yang sama. Tapi, mana mungkin lah dia bisa menjadi sesuatu yang berharga buat aku..kamu ngertikan maksud aku apa. Hehehe…
Tapi, aku suka loh kamu perlakukan seperti itu.


Palembang, 15 September 2005
Arjuna, aku sama sekali tidak bisa menutupi perasaan kagumku padamu. Bukan hanya segi fisik saja. Dengan kulit putih, tinggi nyaris 180cm dengan berat yang aku yakin cukup proporsional. Yang menurutku bisa bikin siapapun mengharapkan dirimu.
Terima kasih ya, sore ini kamu bisa nemenin aku. Direpotin buat bawain tiga kantong belanjaan aku. U know what? U look so gantleman Juna. Bikin aku sempet ketawa sendiri. Lucu juga kalo kamu jadi pacar aku. Hehehehe.... By the way, makasih ya buat traktiran es krimnya.

Palembang, 19 September 2005
Thanks for very special birthday party ya Juna, Chandra, Reid an Yani. U are very very rawks…!!! Aku gak tau pengen bilang apa lagi. Hari ini aku cukup dibikin special dengan pesta kecil – kecilan yang kalian bikin. Dan sampe male mini pun aku gak bisa tidur. Rasanya pengen ketawa terus.
Juna, makasih ya buat boneka bebek yang kamu kasih. Ada – ada aja sih, kasih aku boneka bebek Cuma karena katanya karekternya mirip aku. Cerewet dan gak bisa diem. Dan satu lagi kado special dari kamu satu kecupan mesra di bibir, dan pernyataan cinta kamu.
Aku gak peduli orang bilang aku menye – menye atau apalah namanya. Tapi, aku bahagia loh. Bisa menghabiskan waktu bersama kamu. Walaupun gak bisa berdua aja. Btw, bibir kamu enak deh. Hehehe...



Palembang, 6 oktober 2005
Ini hari ke delapan aku kehilangan kamu. Sejak hari ulang tahunku kamu menghilang Juna. Tanpa kabar. Aku kangen kamu telpon tiap jam 11 malem. Kita ngobrol – ngobrol gak jelas sampe jam dua pagi. Sok – sok romantis – romantisan. Padahal kita bukan apa – apa dan siapa – siapa.
Aku kangen kamu Juna. Seriuuus...

Palembang, 15 Oktober 2005
Aku cukup kecewa sama kamu Juna. Ternyata apa yang kita lewatin Cuma anin lalu. Mana aku tau kalo kamu keterima di Universitas favorite kamu di Perth? Bukankah baru kemarin kamu cerita bahwa kamu baru mau ikut test, setelah dua kali dilewati dan semuanya gagal? .
Ah ya sudahlah, aku kecewa dengan kamu Juna.

Dia melipat pulihan surat yang tersimpan rapi didalam amplop – amplop manis itu. Tiba – tiba air matanya menetes. Ia merengkuh tubuh tak berdaya di hadapannya. Dia kecewa, dia kecewa pada dirinya sendiri. Dia membenci dirinya sendiri.
Dengan hati – hati ia menegakan badan. Takut mengenai selang infus yang terpasang manis ditangan tubuh yang tergolek lemah ini. Tapi, bukan hanya itu. Berbagai jenis kabel dan selang lain pun terpasang di tangan yang lali. Mulut nahkan di hidungnya.
Lelaki itu duduk, di kursi sebelahnya. Ia mengusap air mata yang tadi sempat menetes di pipinya. Dan kembali mengambil tumpukan surat – surat itu.

Jakarta, 20 Desember 2010
Tuhan itu memang adil. Entah kenapa disaat – saat aku masih punya waktu sedikit aku menemukannya. Harusnya aku berterima kasih dengan facebook. Selama ini, hampir terlupakan olehku. Bahwa aku pun harus mencarinya sejak lama. Dan mungkin tidak akan terlalu terlambat.
Terlambat? Ah tidak juga lah. Kan aku tidak minta terlalu banyak yang aku inginkan, hanya bertemu. Hanya bertemu denganmu. Walaupun mungkin aku kecewa. Tapi, apapun tiu, aku akan terima.
Juna jelek, tunggu aku ya. Bentar lagi kita pasti bakalan ketemu. Makasih loh udah bales messege ku di facebook 


”Sayang, pergilah. Aku tidak mau ada penyesalan dihidupku. Apapun yang terjadi dan apapun yang kamu pilih, itu adalah cerita bagian dari hubungan kita. ” ucap seorang perempuan yang berdiri dibelakangnya.
”Tapi, aku harus apa. Besok kita menikah. Dan aku tidak tau....” suaranya tercekat. Dia terduduk persis dihadapan perempuan itu.
”Juna, pergilah. Dia mencarimu, sudah berapa tahun kamu tinggalkan dia begitu saja. Tanpa pesan dan tanpa pamit. Kamu harus bertanggung jawab sayang. Bukan begini caranya. Bukan dengan menangis dan menyesali apa yang terjadi. ” ucap perempuan itu sambil memapah bahu Juna dan mngajaknya berdiri.
”Aku mencintaimu lebih dari mencintai diriku sendiri. Terdengar norak memang. Cuma itulah yang aku rasakan. Pergilah, jangan sampai kamu menyesel sayang. ” lanjutnya lagi dan memberikan kunci mobil ditangnya kepada Juna.
”Makasih sayang. Tunggu aku, aku pasti kembali buat kamu” Ucap Juna sambil mnegecup kening perempuan itu, dan berlari meninggalkannya.
Dia menarik nafas. Airmatanya menetes. Ia menatap dekorasi rumah yang Sejak kemarin sudah dipersiapkan, tekadnya bulat. Apapun yang Juna Pilih Itu adalah keputusan yang paling tepat buat dia dan masa depannya. Sekalipun itu menyakitkan.
. Suasana rumah ini begitu meriah. Akad nikah telah selesai dilaksanakan. Artinya Arjuna dan Kirana telah resmi menjadi suami istri. Raut bhagao terpancar disana.
“Arga...!!” teriak Juna tiba – tiba.
Semua mata langsung menatap Arjona. Dan mencari dimana letal mata nya berjenti memanggil nama itu. Tapi apa, semuanya biasa. Tidak ada apa – apa.
“Kiran, aku minta ijin ya. Aku mo liat Arga. Dia masih di rumah sakit. Entah kenapa tiba – tiba aku melihatnya disitu. “ ucap Juna yang saat itu mengenakan beskap warna blue Navy dan sangat terlihat gagah. Tapi sesaat kemudian wajah itu berubah menjadi panik.
Kiran hanya mengangguk.
“Aku ikut. Aku ingin melihatnya. Masa lalumu adalah masa lalumu sayang. Biarlah aku ikut mngenangnya.” Ucap Kiran sambil menggenggam tangan Arjuna,
Dengan pakaian pengantin yang masih lengkap mereka menuju rumah sakit.
Semua kosong. Kamar ICU yang tadinya ditempati Arga pun sudah kosong.
Arjuna lemas, dia menarik nafas panjang. Kiran memeluknya. Dan menangis.
”keluarga Arga ya? ” tanya seorang dokter yang keluar dari salah satu ruangan.
”Iya. Dimana Arga dok? Ada apa dengannya? ” ucap Arjuna panik.
”Maaf, Arga sudah tidak tertolong. Oprasi transgender yang dia lakukan ternyata tidak berhasil. Dan itu mengakibatkan salah satu pembuluh darahnya pecah. Sehingga ada beberapa bagian tubuh yang tidak bisa dialiri oksigen. Maaf bapak, ibu. Kami sudah berusaha semampu kami. Dan Tuhan berkehendak lain. saya turut berduka cita. Dan mudah – mudahan beliau diterima disisi-Nya. Amin... baiklah, kalau begitu saya permisi dulu ya pak, bu ” ucap dojter tersebut berlalu.
Juna terduduk lemas, sampai sejauh itukah kau berkorban untuku Arga. Merubah dirimu menjadi perempuan. Sementara aku berusaha untuk menjadi lelaki normal.
Selamat jalan Arga, sampai kapanpun. Aku tetap mencintaimu. Kaulah yang terakhir yang menjadi perjalanan ”indah” dihidupku.” ucap Arjuna dalam hati.


Jakarta, 22 Desember 2010
Dua kali aku merasa kecewa loh Juna. Dulu ketika kamu meninggalkan aku tanpa pamit buat sekolah kamu. Sekarang kamu meninggalkan aku lagi untuk menikah. Hehehe.... aku terlalu menye menye ya. Lupain aja lah...
Aku bahagia loh liat kamu, walopun belum ketemu. Nyaliku gak sekuat dulu. Melihatmu dari kejauhan bersama wanita yang kamu pilih membuatku sedikit bahagia. By the way, kamu pinter cari calon istri. Dia cantik Juna. Dan Normal. Hehehe... aku bahagia melihatnya..
Aku pamit pulang ke palembang ya. Aku udah cukup seneng ngeliat kamu. Makasih buat semua kenangan kita. Dan semoga hidup kita kembali ke kehidupan sedia kala ya Jun.
Sampaikan salamku pada istrimu yang cantik, bilang, titip kamu ya.

Juna membaca surat rahasia Arga yang terakhir. Dan sampai hari ini pun, dia tetap mencintainya. Walaupun dengan cara yang berbeda.
Juna menatap wanita disampingnya yang semakin hari semakin cantik dengan perut yang semakin membuncit.

Labels: edit post
0 Responses

Post a Comment